Perumpamaan sebuah kapal yang ingin berlayar menuju pulau
impian, apabila nahkoda tidak paham apa pulau impian yang dia maksud, ke pulau
mana sang nahkoda ingin berlabuh. Apakah bisa dia sampai ke pulau impiannya ?
Mendiskripsikan agar dapat diukur. Sebelum berlayar, nahkoda
diharap mampu mendeskripsikan pulau mana yang ingin dituju. Pulau impian masih sangat abstrak. Ingin ke
pulau impian yaitu pulau B yang terletak 100 mil di utara pulau A.
Terdeskripsikan dengan jelas. Dapat diukur. Agar lebih mudah diafirmasi juga.
Lebih terbayang seperti apa goal yang ingin dicapai. Agar didapat juga
pemaknaan kenapa dia harus kesana.
Coba bayangkan, jika tanpa pemaknaan. Dalam hati yang tidak
ada pemaknaan mengapa dia harus mencapai goalnya, nahkoda akan mudah patah
semangat dan gampang bimbang. Badai terlihat di depan, pulang. Ombak besar,
pulang. Petir menggelegar, pulang. Air pasang, pulang. Air surut, pulang.
Bahkan bisa jadi, di-‘ciye-ciye’, juga pulang.
Berbeda jika paham mengapa dia harus sampai ke pulau impian.
Karena apa ? Karena pulau tempat tinggal sekarang sedang terjadi bencana alam
gunung meletus, tanah longsor dan wabah penyakit endemik yang menular serta
belum ditemukan obatnya. Kenapa saya harus berlayar ke pulau B ? Karena kalau
tetap disini saya tidak selamat !
Penumpang taksi yang tidak tahu dia ingin kemana. Asal naik
saja. Ditanya Pak Sopir, “Terserah Pak, yang penting jalan saja.”. Ok, sang
penumpang dibawa jalan memutar dan akhirnya penumpang diturunkan ke tempat
semula.
Itupun masih mending. Bayangkan lagi jika sopirnya rada
-rada gimana. “Ini Pak 100rb, yang penting jalan aja.”. Si sopir rada - rada dengan
sengaja memacu taksi masuk tol. Kebut terus sampai uang yang dibayarkan habis.
“ Monggo Ndan silahkan turun. Sudah sampai !” Seloroh ringan si sopir rada
– rada gimana. Penumpang tanpa tujuan jelas ini diturunkan di dalam jalan tol.
“Rasakno !”.
Ada batas waktu, terjadwal. Garis jelas pemisah antara
impian dan tujuan adalah batas waktu. Impian yang tidak memiliki batas waktu
atau jadwal pencapaian tidak akan pernah tercapai. Impian yang dibuat hanya
akan terus membumbung tinggi dalam lamunan.
Penting bagi nahkoda untuk bisa membuat jadwal kapan dia
berlabuh di pulau B. Berapa hari waktu tempuh yang dibutuhkan. Hal ini untuk
mengetahui sumberdaya apa saja yang dia butuhkan jika ingin bisa sampai di
pulau B sesuai jadwal yang telah direncakana. Jadwal pencapain yang jelas
memicu kemampuan untuk menghasilkan apa saja yang dibutuhkan agar sumberdaya
yang ada bisa digunakan untuk mencapai pulau B. Coba pikir, jika tidak
dijadwalkan bisakah tercapai ?
Mudahnya tentang terukur dan terjadwal, tujuan dari
pertandingan sepak bola adalah agar tahu siapa pemenangnya, tim A kah ? tim B
kah ? atau berakhir seri. Bayangkan jika dua tim sepakbola bertanding dalam
satu lapangan yang tidak memiliki gawang. Atau jika ada gawangnya tapi tidak
ada batas waktu kapan pertandingan berakhir. Bagaimana bisa didapat hasil
pertandingannya ? Jelas tidak bisa.
Salah arah membuat kerja sia – sia. Semoga bisa terukur dan
sesuai jadwal !