Sunday, October 30, 2016

Terukur dan Terjadwal







Perumpamaan sebuah kapal yang ingin berlayar menuju pulau impian, apabila nahkoda tidak paham apa pulau impian yang dia maksud, ke pulau mana sang nahkoda ingin berlabuh. Apakah bisa dia sampai ke pulau impiannya ? 

Mendiskripsikan agar dapat diukur. Sebelum berlayar, nahkoda diharap mampu mendeskripsikan pulau mana yang ingin dituju.  Pulau impian masih sangat abstrak. Ingin ke pulau impian yaitu pulau B yang terletak 100 mil di utara pulau A. Terdeskripsikan dengan jelas. Dapat diukur. Agar lebih mudah diafirmasi juga. Lebih terbayang seperti apa goal yang ingin dicapai. Agar didapat juga pemaknaan kenapa dia harus kesana.

Coba bayangkan, jika tanpa pemaknaan. Dalam hati yang tidak ada pemaknaan mengapa dia harus mencapai goalnya, nahkoda akan mudah patah semangat dan gampang bimbang. Badai terlihat di depan, pulang. Ombak besar, pulang. Petir menggelegar, pulang. Air pasang, pulang. Air surut, pulang. Bahkan bisa jadi, di-‘ciye-ciye’, juga pulang.

Berbeda jika paham mengapa dia harus sampai ke pulau impian. Karena apa ? Karena pulau tempat tinggal sekarang sedang terjadi bencana alam gunung meletus, tanah longsor dan wabah penyakit endemik yang menular serta belum ditemukan obatnya. Kenapa saya harus berlayar ke pulau B ? Karena kalau tetap disini saya tidak selamat !

Penumpang taksi yang tidak tahu dia ingin kemana. Asal naik saja. Ditanya Pak Sopir, “Terserah Pak, yang penting jalan saja.”. Ok, sang penumpang dibawa jalan memutar dan akhirnya penumpang diturunkan ke tempat semula.

Itupun masih mending. Bayangkan lagi jika sopirnya rada -rada gimana. “Ini Pak 100rb, yang penting jalan aja.”. Si sopir rada - rada dengan sengaja memacu taksi masuk tol. Kebut terus sampai uang yang dibayarkan habis.

“ Monggo Ndan silahkan turun.  Sudah sampai !” Seloroh ringan si sopir rada – rada gimana. Penumpang tanpa tujuan jelas ini diturunkan di dalam jalan tol.
“Rasakno !”.

Ada batas waktu, terjadwal. Garis jelas pemisah antara impian dan tujuan adalah batas waktu. Impian yang tidak memiliki batas waktu atau jadwal pencapaian tidak akan pernah tercapai. Impian yang dibuat hanya akan terus membumbung tinggi dalam lamunan.

Penting bagi nahkoda untuk bisa membuat jadwal kapan dia berlabuh di pulau B. Berapa hari waktu tempuh yang dibutuhkan. Hal ini untuk mengetahui sumberdaya apa saja yang dia butuhkan jika ingin bisa sampai di pulau B sesuai jadwal yang telah direncakana. Jadwal pencapain yang jelas memicu kemampuan untuk menghasilkan apa saja yang dibutuhkan agar sumberdaya yang ada bisa digunakan untuk mencapai pulau B. Coba pikir, jika tidak dijadwalkan bisakah tercapai ?

Mudahnya tentang terukur dan terjadwal, tujuan dari pertandingan sepak bola adalah agar tahu siapa pemenangnya, tim A kah ? tim B kah ? atau berakhir seri. Bayangkan jika dua tim sepakbola bertanding dalam satu lapangan yang tidak memiliki gawang. Atau jika ada gawangnya tapi tidak ada batas waktu kapan pertandingan berakhir. Bagaimana bisa didapat hasil pertandingannya ? Jelas tidak bisa. 

Salah arah membuat kerja sia – sia. Semoga bisa terukur dan sesuai jadwal !

Hikayat Mat Jenin


Mat Jenin sang visioner. Karena kepandaiannya memanjat pohon, Mat Jenin mendapat upah dua butir kelapa dari pemilik ladang untuk tiap pohon yang dia petik. Saking ahlinya dia memetik kelapa, tak jarang ia bisa mengumpulkan berpuluh butir kelapa sehabis bekerja untuk memanen ladang.

Dari tiap hasil kerja yang dia peroleh Mat Jenin cukup mengambil seperlunya saja dari bertumpuk buah kelapa itu. Sisa dari kelapa Mat Jenin ia berikan untuk yang membutuhkan dan apabila masih ada sisa lagi Mat Jenin menjualnya kepada yang berminat.

“ Wah banyak juga uangku hasil jualan kelapa. Cakap juga aku ternyata !”.
“Uang ini akan aku pakai untuk beli anak ayam sepasang !”
“Ayam-ayamku besar anak-anaknya pasti banyak !”
“Kalo lapar satu ku goreng, hmmm… enak enak enak !”.

Seperti suara serial kartun Upin Ipin gaya bicara Mat jenin.

“Anak – anak nya yang lain ku rawat lagi agar nak cepat besar dan cepat beranak-pinak ni”
“ Makin banyak pula ayam-ayam aku ini !”.

*******

“Kalo ayam-ayam sudah besar nanti aku jual lagi, aku beli anak kambing !”
“Kubeli pula kambing sepasang !”.

*******

Tanpa ampun imajinasi Mat Jenin terus berkelana tanpa kendala mencoba mengukir masa depannya.

“Kalo sudah besar-besar dan beranak-pinak, aku jual semua kambingku ! kubelikan anak sapi banyak-banyak !”
“ Ku rawat baik-baik sampai besar akan ku jual tuk beli anak-anak gajah ini !”

*******

“Kalo gajahku sudah besar – besar, akan kubawa menghadap raja tuk lamar sang putri tercinta !”.
“Menikahlah aku dengan keluarga raja…".
"Sukses dan indahlah hidupku nanti…".
"Bisa bercanda dengan putri raja tanpa henti…".
"Makan ayam goreng setiap hari…".
"Hmmm… Enak enak enak… Enak sekaliiii…”. 

Gumam manis impian Mat Jenin.

--------------------------------------

Dalam cerita asli hikayat melayu ini, akhir cerita dari Mat Jenin adalah matinya si tokoh Mat Jenin. Mat jenin mati karena jatuh dari pohon kelapa yang ia panjat. Bukan bersungguh dengan rajin dan tekun dalam memetik pohon kelapa namun Mat Jenin justru sibuk sendiri dengan lamunannya sampai tertidur di atas pohon kelapa yang ia panjat. Alhasil Mat jenin pun terjatuh dari atas ketinggian pohon kelapa dan mati seketika.

Sebagian menganggap kisah Mat Jenin adalah kiasan dan peringatan agar seseorang tidak perlu bermimpi atau memiliki cita -cita yang tinggi. Karena ketakutan bahwa mimpi yang terlalu tinggi tak akan pernah tercapai. Seperti tokoh Mat Jenin tukang petik kelapa yang bermimpi menikah dan hidup indah dengan sang putri raja. Jangan mimpi tingi – tinggi nanti jadi seperti mat jenin, mati jatuh dari pohon kelapa karena mimpi ketinggian. Bercita-citalah sewajarnya saja, tak perlu lah tinggi-tinggi.

Di sisi lain, menganggap bahwa hikayat ini adalah karangan dari penjajah inggris saat berkuasa di tanah melayu yang sengaja menanamkan nilai-nilai kekhawatiran bahkan ketakutan agar seseorang tidak perlu bermimpi tinggi dalam segala hal, kemerdekaan mereka contohnya. Bagi mereka yang menganggap kisah ini hanyalah karangan penjajah yang sengaja ingin menumpulkan keinginan untuk maju dan menjadi lebih baik dari kaum inlander, atau mereka yang tidak takut bermimpi tinggi, menganggap bahwa mimpi lah yang justru bagian terpenting dari perubahan. Tanpa mimpi atau suatu tujuan maka jelas tak ada yang perlu dicapai. Maka seperti apapun laku yang dijalani jelas boleh-boleh saja karena tak ada pencapaian yang ingin dituju dalam setiap geraknya.

Sungguh mengerikan jika ini memang benar-benar konsep terencana dari oknum yang ingin menumpulkan seseorang untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Tidak perlu susah-susah bertindak untuk menghambat langkah para pejuang. Karena apa ? jelas karena mereka yang tanpa mimpi tak akan bertindak, mimpi saja apa yang mau diperjuangkan ? tidak punya, ya ngalir saja. Tepuk jidat sendiri. Mari bermimpi tinggi- tinggi.

Terima kasih Pak Guru Kang Rendy untuk ilmunya di SBDKK. Bimbing aku sebagai muridmu yang masih unyu – unyu.




Saturday, December 14, 2013

Semoga diberikan keselamatan atasmu...

"Semoga diberikan keselamatan atasmu, dan rahmat Allah serta berkah-Nya bersamamu."

Ada yang tau kalimat di atas kalo dibahasa-arabkan jadi apa ? Saya rasa pasti sudah banyak yang tau ya, hehe. Buat yang belum tau, kalimat tersebut kalo dalam bahasa arab bunyinya adalah 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"

Ya, keren banget ternyata ya arti dari kalimat salam ini. Jujur saja saya juga baru sadar saat nulis cerita ini, hehe. Dan ! FYI (red: For Your Information) memberikan salam hukumnya adalah sunnah, namun.. menjawab salam hukumnya adalah wajib. Nih saya kasih kunci jawabannya kalo ada yang belum tahu cara jawab kalimat salam, haha walaupun saya tahu semua yang baca cerita ini sudah tau jawabannya. And the answer is...

 

  وَعَلَيْكُمْ السَّلامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

"Wa'alaikumussalaam Warahmatullaahi ­ Wabarakaatuh"

"Dan semoga diberikan juga keselamatan atasmu, dan rahmat Allah serta berkah-Nya bersamamu."

Yah untuk mengawali blog saya ini semoga kalimat salam yang ternyata mengandung doa sangat keren tadi dapat memberikan keselamatan, keberkahan dan rahmat untuk saya dan untuk readers juga tentunya, amin ya rabb. 

 

Perkenalan, nama saya Agus bekti Rohmadi lahir di gunung dan besar di pinggir pantai haha. 

 

Yah pada kenyataannya memang saya lahir di gunung, lebih tepatnya adalah Kabupaten Gunung Kidul. Pasti para readers semua sudah tau kabupaten tempat saya lahir ini kan ? Kalo ada yang belum tahu, lain kali saya akan menulis tentang dimana dan apa saja yang ada di kabupaten Gunung Kidul itu, hehe. 

 

Kemudian pinggir pantai tempat saya dibesarkan adalah Kota Semarang. Seperti yang sudah kita tahu, Kota Semarang adalah ibukota Jawa Tengah dan letak geografisnya adalah di pesisir pantai utara jawa. Maap ya kalo ceritanya muter-muter, biar panjang ini hehe. 

 

Oh iya ada cerita unik juga dari terciptanya nama saya Agus Bekti Rohmadi, next time i will tell you haha.

 

Oh iya lagi, tujuan saya nge-blog atau nulis cerita ini adalah untuk anak dan cucu saya. Semoga besok mereka bisa tahu cerita-cerita mbahnya haha, berasa sudah usia 60++. Dan lagi semoga post pertama saya kali ini tidak banyak dibaca oleh teman-teman sekolah saya haha. you know what i mean laaah, kalo belum tau ya kapan-kapan saya ceritakan haha.

 

Eh eh ada lagi yang ketinggalan, karena tadi diawal saya sudah mengucapkan salam untuk readers, jangan lupa dijawab ya. Kunci jawaban sudah ada di paragraf atas kok hehe.